Dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam organisasi, di lingkungan masyarakat, maupun di lingkungan kampus sering disebut-sebut kata integritas.  Saat berbicara tentang integritas tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu sifat-sifat seperti: dapat dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan, sebagaimana dikemukakan oleh Yosafat (2010 : 88) “ Kata “Integrity” atau integritas melihat aspek moral seorang pribadi. Artinya adalah “moral soundness, probity” (moral yang dapat diandalkan dan kejujuran).

               Paulus (2007:225) mengemukakan bahwa “Integritas adalah berpikir jujur, apa adanya, tebuka, adil. Hidup berdasarkan nilai-nilai luhur.” Seseorang disebut memiliki integritas apabila ia menganut suatu nilai misalnya kejujuran maka ia akan memilih untuk tetap jujur pada waktu ujian ketimbang mencoba untuk  bertanya kepada teman. Perbuatan jujur ini akan membawa keuntungan bagi diri sendiri keuntungan pertama adalah merasa puas dengan hasil ujian yang kita kerjakan, dan keuntungan kedua adalah teman-teman yang lain akan percaya kepada kita. Kepercayaan merupakan harga yang sangat mahal dan hal inilah yang membut seseorang menjadi seorang pemimpin.

               Jadi pribadi yang berintegritas adalah pribadi atau suatu seseorang yang utuh, memiliki karakter yang baik, bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, memegang teguh nilai-nilai luhur, konsisten, memiliki loyalitas atau kesetiaan  dan pribadi yang memiliki kualitas diri yang tinggi

A.   Pentingnya Integritas daam kehidupan sehari-hari

               Terkadang orang-orang menganggap integritas sebagai suatu hal yang hanya harus dimiliki oleh beberapa orang saja. Atau bahkan banyak orang yang tidak menyadari betapa integritas sangat dibutuhkan pada masa ini sehingga tak jarang orang-orang mengacuhkan hal tersebut. Padahal integritas adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam dimensi kehidupan manusia. Tak dapat disangkal untuk menjadi seorang sukses integritas adalah hal yang paling berpengaruh dalam proses mencapai apa yang diharapkan. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa integritas itu penting :

  1.      Integritas adalah kunci meraih keberhasilan.

               Seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya bahwa integritas adalah bagaimana seseorang dapat memegang teguh nilai-nilai yang ada. Jika dihubungkan dengan kesuksesan atau keberhasilan, maka ketika kita dapat memegang teguh nilai-nilai luhur atau prinsip-prinsip yang ada, maka kesuksesan akan mengikuti kita. Dalam dunia kerja integritas sangat dibutuhkan, sehingga tak jarang orang-orang yang memiliki jabatan dalam dunia pekerjaan adalah orang-orang yang memiliki integritas

  1.      Integritas memampukan manusia untuk dapat dipimpin dan memimpin.

               Dalam hidup kita sehari-hari kita mempunyai 2 posisi yaitu dipimpin dan akhirnya memimpin.  Untuk yang pertama yaitu dipimpin, jika dikaitkan dengan integritas yaitu kemampuan kita untuk dapat setia dan loyal terhadap orang yang memimpin kita. Seorang yang memiliki integritas adalah pribadi yang memiliki kualitas yang baik dan orang yang berkualitas adalah pribadi yang dapat belajar dari orang lain atau pribadi yang dapat bekerjasama dengan orang lain. Menurut Winarto (2009 :15) “Kemampuan kita sangatlah terbatas, namun keterbatasan itu bisa diatasi apabila kita mau bekerjasama”. Dengan integritas kita dimampukan untuk dapat merendahkan diri untuk dipimpin oranglain, agar dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Tanpa integritas kita tidak dapat merendahkan diri kita, yang berakibat pada rendahnya kualitas hidup.

               Kemudian untuk posisi kedua yaitu memimpin. Menurut Gonzalez (2008 : 58) “Bila anda ingin memimpin di dalam rumah tangga anda, dalam bisnis anda, atau dalam komunitas anda, anda memerlukan dua hal : Gairah dan Integritas.”  Integritas adalah hal yang paling penting untuk menjadi pemimpin. Memimpin dalam hal ini tidak harus memimpin oranglain, tetapi berawal dari memimpin dirikita sendiri karena kita adalah pemimpin bagi dirikita sendiri. Dibutuhkan kejujuran dan kepercayaan kita pada diri sendiri (berintegritas) agar kita dapat memimpin diri kita bahkan memimpin oranglain. Seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya bahwa pribadi yang berintegritas adalah pribadi yang dapat menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan.

  1.      Integritas membuat kita memperoleh kepercayaan.

               Kepercayaan berhubungan dengan kata-kata yang diwujud nyatakan dengan tindakan yang baik dan erat juga hubungannya dengan kejujuran. Dengan kejujuran kita akan memperoleh kepercayaan dari orang lain. Dengan perkataan jujur setiap saat kita akan memperoleh kepercayaan dari orang-orang disekitar kita, tidak hanya mempercayai kata-kata kita, tetapi juga mempercayakan suatu tanggung jawab bagi kita. Contohnya : Isu KKN pada saat ini sedang marak di Negara kita, dimana orang-orang yang menghianati rakyat adalah wakli rakyat itu sendiri (anggota DPR), anggota-anggota dewan yang korupsi pada awalnya mengatakan bahwa mereka akan mengemban tugas mereka dengan sejujur-jujurnya, namun pada kenyataannya mereka menghiananati rakyat dengan menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi. Hal ini berdampak pada terjadinya krisis kepercayaan terhadap anggota dewan. Kebohongan menghasilkan keraguan dan integritas menghasilkan kepercayaan.  Seperti dikemukakan oleh Gonzalez (2008 : 225) “ Orang yang punya integritas pasti dipercaya. Merka bersedia menyediakan waktu untuk membuktikan bahwa mereka memang bisa dipercaya.”

4.    Integritas menghasilkan bukan hanya sekedar “citra” tetapi menghasilkan reputasi yang kuat.

Dengan memiliki integritas kita tidak hanya memiliki citra yang baik di antara orang-orang disekitar kita, tetapi juga memiliki reputasi karena dengan memiliki integritas kita menyesuaikan perkataan dan tindakan kita. Perkataan menghasilkan citra dan perkataan yang dilengkapi perbuatan menghasilkan reputasi yang baik.

 

B.    Menjadi Pribadi yang berintegritas dalam kehidupan sehari-hari.

               Kehidupan sehari-hari memang dipenuhi dengan tantangan-tantangan yang seringkali tidak kita mengerti, menyimpang dari apa yang kita pahami dan yang kita yakini. Godaaan-godaan duniawi sering membuat kita semakin terseret untuk ikut serta dan berperan di dalamnya. Tetapi sebagai anak Tuhan yang  harus hidup berlandaskan firman Tuhan atau apa yang dikehendaki oleh Tuhan, kita tidak boleh ikut terseret dalam arus yang bukan jalan Tuhan. Apapun alas an nya kita harus tetap berpegang pada prinsip yang kita yakini yaitu prinsip kebenaran dari firman Tuhan.

               Untuk menjadi pribadi yang berintegritas tak semudah membalikan telapak tangan. Jika kita ingin membangun  integritas dibutuhkan usaha, kerja keras dan  merupakan suatu proses yang panjang.  Membangun integritas dapat dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari. Hal-hal kecil tersebut akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan yang berubah menjadi karakter yang akan melekat dalam diri kita. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjadi pribadi yang berintegritas. Tetapi Untuk menjadi pribadi yang berintegritas kita harus berani tampil beda dari yang lain. Setiap pilihan memiliki resiko yang harus dihadapi. Misalnya : Pada saat ujian, kita dihadapkan pada 2 pilihan yang sulit yaitu 1. Kita akan menyontek pada saat ujian nilai kita akan baik dan tidak membutuhkan usaha yang keras untuk belajar dirumah, dan yang ke-2 memilih untuk tidak menyontek dengan syarat kita harus belajar sebaik mungkin, dan memilih untuk tidak bermain pada saat teman-teman mengajak bermain agar memperoleh nilai yang kita inginkan. Jika kita berpegang teguh pada apa yang disebut dengan prinsip atau nilai-nilai kebenaran maka yang seharusnya kita pilih adalah pilihan yang kedua, karena selain kita akan puas dengan hasilnya, kelak itu akan bermanfaat karena ilmu yang kita pelajari melekat dalam ingatan kita untuk diterapkan dalam dunia pekerjaan. Dengan kata lain yang memilih untuk tidak menyontek lebih berkualitas di masa depan.

               Untuk menjadi pribadi yang berintegritas, kita harus dapat menetapkan batasan-batasan atau standar sebagai tolak ukur untuk menjalani keseharian kita. Kita harus menetapkan apa yang anggap benar dan yang salah. Manusia memiliki kelebihan dari cipataan lain, yaitu dapat membedakan yang salah dan yang benar. Tentunya kita sebagai pengikut Kristus akan menetapkan ajara-ajaran dalam kitab suci sebagai standard kebenaran bagi kita, sehingga kita punya dasar yang kuat untuk berintegritas. Kita akan berkata dan berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan.

               Berkata jujur pada setiap waktu situasi dan kondisi. Seringkali ada orang mengatakan bahwa kita boleh berkata bohong untuk kebaikan. Hal ini terkesasn sepele, namun kebohongan akan berdampak fatal. Memang kejujuran memiliki resikonya sendiri, karena setiap pilihan memiliki resiko, namun memilih untuk mengorbankan integritas (berbohong) akan berdampak lebih buruk lagi.

               Pikiran yang positif akan mengawali sebuah integritas. Kata-kata yang kita ucapkan dan tindakan yang kita lakukan sehari-hari bersumber dari pikiran kita. Jika yang kita pikirkan baik atau positif maka kata-kata dan tindakan kita pun akan mengikuti. Menurut Paulus (2007 : 102) “apabila hati tidak indah, semua yang indah diluar menjadi tidak indah . Sebaliknya apa yang tidak indah diluar akan menjadi indah jika pikiran dan hati indah adanya”  kata-kata yang keluar dari mulut dan tindakan kita sehari-hari mencerminkan apa yang ada di dalam pikiran kita.

               Pergaulan menentukan pola perilaku kita. Tempat dimana kita bergaul dan dengan siapa kita bergaul menentukan sikap hati, perkataan dan tindakan kita. Dalam bukunya Adelaja (2009 :31 ) mengemukakan “bahwa pergaulan yang buruk merusakkan karakter baik.” Jika kita belum berintegritas maka sebaiknya kita memilih untuk bergaul dengan orang-orang yang berintegritas dan belajar dari mereka. Tidak hanya itu dengan buku-buku positif juga kita akan memperoleh banyak pelajaran yang mengarahkan kita pada pikiran yang baik ataupun positif. Pikiran positif akan menghasilkan tindakan yang baik dan ketika kita dapat menyelaraskan antara keduanya kita dapat disebut berintegritas.

               Berintegritas berarti mempercayai apa yang kita yakini. Terkadang dalam usaha kita menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab, dan berperilaku baik menghadapi tantangan sehingga timbul perasaan ragu dan bimbang dalam diri kita, tetapi itu adalah hal yang manusiawi. Satu cara yang sangat kita yakini kekuatanya sebagai pengikut Kristus yaitu berdoa. Meningkatkan kualitas doa adalah jalan untuk menuju pada keyakinan melakukan apa yang telah kita doakan, yang pada akhirnya membawa perubahan dalam diri kita. Di dalam bukunya Winarto (2009:182) mengatakan “Kualitas doa seseorang juga ikut ditentukan oleh tindakannya setelah berdoa. Jika sebuah doa sungguh mendorong kita untuk berubah, berbahagialah kita sebab doa itu membawa transformasi bagi hidup kita.”