Masa remaja adalah masa dimana kita bisa ber-ekspresi dengan diri maupun dengan kehidupan. Kebanyakan remaja sering kali merasa bebas dan tidak terkendali, melupakan apa yang ada di sekitarnya, bersikap masa bodoh, egois, paling benar dan berfikir ‘yang penting happy’. Tak hanya itu, mereka juga sering bertindak anarkis atau kekerasan dalam menghadapi masalah tanpa memikirkan akibatnya, serta mengedepankan nafsu dari pada akal. Sikap seperti itu tidak hanya terjadi di kota saja, bahkan di desa juga kerap ditemui. Dan prilaku menyimpang seperti inilah yang kerap diistilahkan dengan kenakalan remaja.

                    Menurut Kartono, ilmuwan sosiologi memberikan pengertian bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Sedangkan menurut Santrock, kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Adapun penyebab terjadinya kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi krisis identitas dan control diri yang lemah. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Kontrol diri yang lemah memanifestasikan bahwa remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

                    Sekedar diketahui, remaja desa dan remaja kota dulu perbedaannya sangat jauh. Remaja desa hampir setiap malam berbondong-bondong menuju masjid sambil membawa al-Qur’an, tetapi sekarang berbondong-bondong menuju warung kopi sambil membawa HP. Dulu yang mereka bicarakan adalah tentang majelis ta’lim dan al-Qur’an, tapi sekarang yang mereka bicarakan tentang dunia maya, internet dsb.

                    Selain masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dan lain – lain.

                    Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remajalah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :

1. Peran Orangtua :

  • Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
  • Membekali anak dengan dasar moral dan pendidikan agama sejak dini
  • Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orang tua anak
  • Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
  • Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
  • Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
  • Hindarkan anak dari NAPZA dan pergaulan bebas tetapi jangan terlalu mengekang si anak.

2. Peran Guru :

  • Menjadi guru yang bisa bersahabat dengan siswa;
  • Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman untuk siswa belajar;
  • Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, maupun ekstrakurikuler olahraga dan kesenian;
  • Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga;
  • Meningkatkan peranan, pelayanan dan pemberdayaan guru BP;
  • Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas serta mendidik;
  • Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain;
  • Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat dan mewaspadai adanya provokator;
  • Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah;
  • Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial serta meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.

3. Peran Pemerintah dan masyarakat :

  • Menghidupkan dan memberdayakan  kembali kurikulum budi pekerti;
  • Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga, bermain, dan kesenian serta keterampilan lainnya;
  • Menegakkan hukum, sanksi dan disiplin yang tegas serta dapat memberikan keteladanan bagi masyarakat khususnya para remaja;
  • Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumanya secara tegas;
  • Pemilihan lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan.

4. Peran Media :

  • Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia);
  • Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif);

                    Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja. Remaja sering kali ber-eksperimen terhadap diri mereka menjadikan diri sebagai pusat perhatian akan tetapi ujung-ujungnya justru mempermalukan dirinya sendiri. Apakah sikap seperti itu yang kita contoh? Atau memang seperti itu sikap kita seharusnya? Semua itu kembali pada diri kita sendiri. Sekarang hidup di zaman yang serba canggih dan modern, tapi jangan digunakan sebagai ajang untuk merusak diri dan bahkan memberi contoh pada generasi penerus kita. Justru kita harus bisa menjadikan kecanggihan dan kemodernan sebagai sarana menuju keberhasilan. Jangan sampai kita menjadi korban zaman, tapi jadikanlah zaman sebagai ajang prestasi meraih mimpi. Karena dengan impian dan tekad kita dapat berhasil. Jangan takut bermimpi karena mimpi adalah awal dari semuanya, tetapi tidak lepas dari itu kita harus terus berdo’a tanpa merasa lelah untuk berusaha. Karena dengan semua itu kita bisa mendapatkan hasil yang bisa membuat kita merasa menjadi manusia yang sesungguhnya.

 

AGUS NURSHOLICHIN,S.FIL.I

GURU MAN 5 BOJONEGORO