*) Eky Yully Endrowati, S. Pd

Assalamualaikum wr.wb.
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

       Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sehingga saya dapat mengikuti lomba pidato yang bertema “Kependudukan”. Saya akan memfokuskan masalah kependudukan ini pada Antisipasi Ancaman Ledakan Penduduk dengan Peran Klinik dalam Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Menggunakan Alat Kontrasepsi. Harapannya melalui antisipasi dalam pelayanan KB dengan alat kontrasepsi di setiap klinik akan mengendalikan ledakan penduduk semakin lebih baik lagi. Bagaimanapun, ledakan penduduk ke depan harus segera diantisipasi agar tidak memberikan dampak yang besar bagi masa depan manusia. Peran KB tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama. Untuk itu, kita harus mendorong peran BKKBN dan pemerintah daerah untuk menyukseskan program KB sebagai bentuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk agar tidak menjadi hambatan bagi pembangunan nasional.

Hadirin yang saya hormati,

       Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 230 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk kita akan meledak lagi menjadi 350,8 juta jiwa pada tahun 2050. Namun jika dikendalikan laju pertumbuhannya, diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2050 hanya sebesar 300,7 juta jiwa. Pertambahan ini ternyata disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akibat dari penyebaran yang tidak merata, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB, masih rendahnya kualitas pendidikan, dan berbagai faktor penyebab lainnya. Ledakan penduduk ini mempunyai beragam permasalahan yang berat, terutama yang berkaitan dengan krisis pangan dan energi.

       Persoalannya sekarang adalah bagaimana mengendalikan penduduk Indonesia, baik dari kuantitas maupun dari kualitasnya. Dengan jumlah sebesar itu, tanpa pengelolaan sektor kependudukan dengan baik, pertumbuhan ekonomi jelas tidak akan maksimal. Hal yang dirasakan akan membuat pemerataan kesejahteraan ekonomi makin sulit sehingga penduduk banyak yang miskin. Disamping itu pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyulitkan pembangunan.

       Dampak lain dari jumlah penduduk yang terlalu besar tanpa kualitas yang memadai akan memberikan beban yang besar pada menurunya kualitas lingkungan dan ketersediaan pangan akibat dari pencemaran, eksploitasi sumber daya alam, kerusakan hutan, dan krisis lahan akibat alih fungsi untuk perumahan. Saat ini, dunia modern menghadapi ancaman serius dalam bidang kelestarian lingkungan dimana tingkat penggunaan sumberdaya alam oleh manusia menjadi semakin besar.

       Upaya pengendalian penduduk harus dilaksanakan secara terus menerus untuk lebih mempercepat pencapaian tujuan pembangunan nasional dan peningkatan kesejah¬teraan masyarakat. Tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan hasil-hasil pembangunan kurang bisa dirasakan masyarakat dan menjadi beban berat bagi pembangunan selanjutnya. Upaya langsung menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui program KB, yaitu dengan mengajak Pasang¬an Usia Subur (PUS) agar memakai alat kontrasepsi. Jumlah PUS yang memakai alat kontrasepsi terus ditingkatkan. Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang dipakai oleh PUS ditingkatkan kepada yang lebih efektif yaitu yang mempunyai pencegahan kehamilan yang lebih lama.

Hadirin yang saya hormati,

       Sudah saatnya klinik kini menjadi ujung tombak pelayanan keluarga berencana atau KB, yaitu memberikan pelayanan pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur (PUS), untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas. Klinik harus berada di dalam pemukiman agar lebih dekat dengan masyarakat. Minimal dalam satu pemukiman ada klinik yang bukanya 24 jam.

       Dengan keberadaan klinik di komplek pemukiman, maka pelayanan yang diberikan tidak hanya sekadar menyembuhkan penyakit, mencegah penyakit, tetapi juga ikut berperan menyukseskan program KB. Selama ini yang kita lihat klinik hanya ada di suatu kecamatan saja. Alangkah baiknya jika di setiap desa ada klinik tersendiri yang melayani kesehatan masyarakat. Ketika klinik dekat dengan masyarakat maka masyarakat tidak membutuhkan alat transportasi yang lebih sulit untuk menuju klinik. Klinik akan menjadi motor penggerak bagi pembudayaan kontrasepsi berbasis masyarakat.

       Tentu yang kita butuhkan ke depan adalah peranan klinik bisa mendorong pengendalian penduduk yang terprogram. Sebab bagaimanapun, kita tidak hanya membutuhkan pengendalian jumlah saja, tetapi yang juga penting adalah bagaimana mendorong peningkatan kualitas dari penduduk Indonesia.

Hadirin yang saya hormati,

       Semua akan berarti jika kita juga menyiapkan kualitas penduduk Indonesia sebagai penyokongnya. Dan salah satu langkah yang penting adalah pengelolaan demografi, yaitu bagaimana mewujudkan pengendalian jumlah penduduk dan perbaikan kualitas sumberdaya manusia.

Dalam konteks ini kita semua harus mendukung sepenuhnya upaya pengendalian penduduk melalui Program Keluarga Berencana. Program KB ini harus didorong, tidak saja untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, tetapi yang juga penting adalah membantu meningkatkan kualitas penduduk Indonesia. Karena itu, perlu didorong revitalisasi peran BKKBN dalam memberikan support untuk ikut serta secara aktif dalam mengendalikan penduduk.

       Pada akhirnya tujuan yang hendak kita capai adalah terjadi perubahan nilai dan perspektif di masyarakat agar tidak lagi memandang bahwa keluarga besar adalah keluarga yang ideal. Keluarga yang kecil akan memperbaiki kualitas sumberdaya manusia, menggerakkan pembangunan sosial dan menciptakan pergerakan ekonomi yang sehat dan berkualitas.

       Demikian beberapa hal yang bisa saya sampaikan. Saya memberi apresiasi kepada BKKBN untuk terus menerus mendorong kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengantisipasi ancaman ledakan penduduk supaya tercipta manusia yang berkualitas untuk pembangunan bangsa yang lebih baik.

Wassalamualaikum wr.wb

Penulis: (Guru Bahasa Indonesia) MAN 5 Bojonegoro